Profil Ulama Palembang.

Syekh Abdus Shomad Alfalimbani dilahirkan di Bumi Nusantara, tepatnya Kesultanan Palembang Darussalam, pada tahun 1116H/1704M, pada saat Sunan Abdur Rahman, Sang Proklamator/Pendiri Kesultanan Palembang Darussalam berkuasa. Ayahandanya bernama Syekh Abdul Jalil bin Syekh Abdul Wahab bin Syekh Ahmad Al Mahdani, salah seorang muhajir Arab Yaman yang pada tahun 1112H/1700M menjabat Mufti Kesultanan Kedah, Malaysia.

 

Namun, Syekh Abdul Jalil sudah lama menetap di Palembang jauh sebelum itu. Sedangkan ibundanya, asli perempuan Palembang Darussalam bernama Raden Ayu Ranti. Namun sebelumnya, Syekh Abdul Jalil telah memperistri Wan Zainab, putri Dato’ Sri Maharaja Dewa di Kedah. Pemuda Abdus Shomad tumbuh dan berkembang di kota kelahirannya, Palembang Darussalam. Ia memperoleh pendidikan dasar-dasar agama di kota ini.

 

Beliau mempelajari kitab-kitab tasawuf, seperti at-Tuhfah al Mursalah (Anugerah yang Diberikan) dari Syekh Abdul Rahman bin Abdul Aziz al-Maghribi dan belajar Suluk dari Syekh Muhammad as-Saman. Ia mengkaji kitab karangan Syekh Mustafa al-Bakri yang membahas ilmu tauhid. Sebelum ke Mekkah, dia mempelajari kitab-kitab tasawuf dari Syekh Abdur Rauf al-Jawi as-Singkil dan Syamsuddin as-Sumatrani, yang keduanya ahli sufi Aceh. Dengan semua pelajaran ini, dapat dikatakan spesialisasi yang dipelajarinya
adalah ilmu tasawuf.

Syekh Abdus Shomad Alfalimbani Ulama Besar Kesultanan Palembang Darussalam SEBAGAI putra asli Palembang Darussalam, kendatipun jenjang pendidikan ditempuhnya sebagian besar di tanah Makkah dan Madinah, pemikirannya tak pernah beranjak dari persoalan di Bumi Nusantara sebagai tanah kelahirannya.

Di Mekah beliau belajar di  Masjidil Haram Makkah Al Mukarramah untuk beberapa tahun lamanya. Gurunya, antara lain Syekh Ahmad bin Abdul Mun’im ad-Damanhuri, seorang cendekiawan Mesir dan Guru Besar Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, yang mengajarkan ilmu tauhid. Di Makkah dan Madinah, dia belajar bersama-sama Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Abdul Wahab Bugis, Abdur Rahman Jakarta, yang  kemudian dikenal sebagai Empat Serangkai dari Indonesia.

 

Sekitar tahun 1772 M, Syekh Abdus Shomad pulang ke tanah kelahirannya, Palembang Darussalam, semasa kekuasaan di Kesultanan Palembang Darussalam dipegang oleh Sultan Ahmad Nadjamuddin Adikesumo (1758-1776).

Catatan-catatan kuliah ilmu tauhid ini kemudian diterbitkan menjadi karya pertama Abdus Shomad dengan judul Zuhtul Murid fi Bayani Kalimat Tauhid. Naskah buku tauhid yang ditulis dalam baha Melayu pada tahun 1764 ini, sekarang masih tersimpan dengan rapi di Perpustakaan Nasional Jakarta.

Tinggalkan komentar